Implementasi Pendekatan Berdeferansiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SD Mardi Wiluya

Implementasi Pendekatan Berdiferensiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SD Mardi Waluya

Authors

  • Syamzah Ayuningrum STKIP Kusuma Negara
  • Maria Hendrika Lelyta Hua STKIP Kusuma Negara
  • Sabila STKIP Kusuma Negara

Keywords:

Kurikulum Merdeka, Pembelajaran Berdiferensiasi, ABK

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum Merdeka di SD Mardi Waluya, khususnya dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa berkebutuhan khusus (ABK). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Mei 2025. Subjek penelitian adalah dua guru kelas V dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep Kurikulum Merdeka dan menerapkan metode yang menarik seperti pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dan penggunaan teknologi. Tantangan utama yang dihadapi adalah penyusunan modul ajar yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa, khususnya ABK, serta pelaksanaan asesmen diagnostik pada awal pembelajaran. Sekolah memberikan dukungan sarana prasarana dan pelatihan guru secara optimal, termasuk ketersediaan layanan psikolog untuk mendampingi ABK. Selain itu, keterlibatan orang tua dan antusiasme siswa terhadap proyek P5 sangat tinggi. Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif terhadap kreativitas guru dan kemandirian siswa, namun diperlukan kebijakan yang seragam dalam pelaporan hasil belajar serta perhatian lebih terhadap tantangan pembelajaran diferensiasi di tingkat dasar.

References

Kemendikbudristek. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Hidayat, D. (2021). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Dasar: Peluang dan Tantangan. Jurnal Pendidikan Dasar, 12(1), 22-31.

Retnowati, E., Fathoni, Y., & Chen, O. (2018). Penguasaan keterampilan pemecahan masalah matematika: belajar dengan mengajukan masalah atau dengan pemecahan masalah? Cakrawala Pendidikan, 37(1), 1–10

Retnawati, H. (2014). Hambatan guru matematika sekolah menengah pertama dalam menerapkan kurikulum baru. Cakrawala Pendidikan, 33(3), 390–403.https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.2890 (dari kutipan dalam dokumen foto: Retnawati, 2014, p.6)

Supriadi, A., & Lestari, I. (2024). Penerapan metode pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 6(3), 134–140.

Nurdin, H., & Fitriyani, R. (2024). Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Innovative: Journal of Social Science Education, 4(1), 49–59.

Malik, A. (2024). Penerapan Pendekatan Diferensiasi dalam Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar.2(02).

MS, M. (2023). Pembelajaran Berdiferesiasi Dan Penerapannya. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(2),533–543. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i2.534

Priyadi, M. S., Rachmatia, M., Al Hadi, I. A., & Suhariyanti, M. (2024). Kendala ImplementasiKurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Griya Cendikia, 9(1), 114–121. https://doi.org/10.47637/griyacendikia.v9i1.1094

Puspa Sari, J. R. I., & Wijiastuti, A. (2024). Implementasi pembelajaran berdiferensiasi bagi peserta didik autis pada pembelajaran IPAS. Universitas Negeri Surabaya

Downloads

Published

2025-07-18