Dari 'Nakama' ke 'Bangsa': Rekonstruksi Makna Nasionalisme dalam Pendidikan Pancasila di Era Fandom Global (Studi Kasus Fenomena Bendera One Piece)

Authors

  • Arief Rahman Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin
  • Helda Yuliani Politeknik Negeri Banjarmasin

DOI:

https://doi.org/10.37640/jcv.v5i2.2476

Keywords:

One Piece, Nasionalisme, Kritik Sosial

Abstract

Fenomena viral pengibaran bendera Jolly Roger dari anime One Piece oleh generasi muda di Indonesia menjelang hari kemerdekaan telah memicu perdebatan nasional mengenai makna nasionalisme. Artikel ini menganalisis fenomena tersebut bukan sebagai gejala degradasi patriotisme, melainkan sebagai manifestasi dari nasionalisme kritis. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis wacana media digital dan studi literatur, penelitian ini mengkaji bagaimana penggemar (fandom) memaknai ulang simbol budaya populer global sebagai medium kritik sosial terhadap praktik bernegara yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dalam Pancasila. Hasil analisis menunjukkan bahwa tindakan ini merefleksikan pergeseran dari kepatuhan pada simbolisme negara (nasionalisme seremonial) menuju penagihan janji-janji substansial ideologi bangsa. Solidaritas dalam fandom, yang diistilahkan sebagai nakama, menjadi cerminan kerinduan akan komunitas kebangsaan yang lebih afektif dan adil. Fenomena ini sekaligus menyingkap tantangan mendesak bagi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang seringkali gagal terhubung dengan lanskap budaya digital generasi Z. Sebagai kesimpulan, artikel ini berargumen bahwa fenomena bendera One Piece merupakan kritik konstruktif dan sumber daya pedagogis yang kaya. Diperlukan rekonstruksi PPKn menuju pendekatan yang lebih dialogis, kritis, dan transformatif dengan mengintegrasikan budaya populer sebagai teks untuk mendiskusikan nilai-nilai kebangsaan secara relevan.

Published

2025-09-30